eMaritim.com, 12 September 2018
Program peningkatan kesetaraan dosen di lingkup Sekolah Pelayaran mulai menampakkan hasil yang signifikan, hal ini bisa dilihat dari telah di keluarkannya surat pengakuan dari Kementerian Riset dan Teknologi Pendidkkan Tinggi atas 10 dosen dari Sekolah Pelayaran AMNI Stimart Semarang. Sementara 3 lagi sedang dalam proses administrasi.
Sejauh ini Ikatan Korps Perwira Pelayaran Niaga Indonesia (IKPPNI) sebagai organisasi profesi yang menjadi mitra Kemenristek Dikti, telah berhasil membantu peningkatan kesetaraan sekitar 50 dosen di Indonesia, baik sekolah pelayaran negeri ataupun swasta. Dan hal tersebut sangat membantu Sekolah Pelayaran dalam pemenuhan standar kualifikasi dosennya.
Seperti diketahui bahwa untuk dosen sekolah pelayaran, peningkatan kesetaraan pendidikan dapat dilakukan dengan program RPL (Rekognisi Pembelajaran Lampau) tipe B1 untuk sementara ini. Dimana dosen memperoleh pengakuan kesetaraan atas hasil belajar pendidikan formal, informal, nonformal, dan/atau pengalaman kerja yang dimilikinya terhadap CP (Capaian Pembelajaran) program studi, untuk menjadi dosen, instruktur atau tutor di perguruan tinggi dengan kualifikasi akademik sebagaimana dipersyaratkan oleh Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen.
Perlu dipahami untuk RPL tipe B1 ini, perguruan tinggi tidak mengeluarkan Ijazah. Institusi hanya mengusulkan calon dosennya untuk mendapatkan surat pengakuan kesetaraan kepada Menteri, dan ini hanya berlaku untuk institusinya. Dengan demikian surat pengakuan kesetaraan ini tidak otomatis berlaku bagi
institusi lain.
Kedepannya IKPPNI akan terus memberikan masukan kepada pemerintah tentang pentingnya negara memiliki sebuah Universitas Maritim, yang memiliki jalur pendidikan berbasiskan rumpun ilmu maritim. Disamping itu IKPPNI juga mendorong Perwira Pelayaran Niaga di Indonesia untuk mengambil RPL tipe A.
Sejauh ini Indonesia baru memiliki Sekolah Pelayaran, Sekolah Teknik Perkapalan, Sekolah Kepelabuhanan, dan Pendidikan Transportasi yang tersebar di beberapa institusi berbeda.
Dengan telah dimulainya usaha-usaha peningkatan pendidikan dari Organisasi Profesi Perwira Pelayaran Niaga, keberadaan Universitas Maritim akan lebih menjadi kepentingan negara ketimbang kepentingan kelompok. Bahwa negara yang maju adalah negara yang mempersiapkan SDM nya dengan baik, dalam hal maritim Indonesia boleh berkaca dari Korea Selatan yang telah menjadi negara yang sangat maju industri maritimnya.(jan)
Program peningkatan kesetaraan dosen di lingkup Sekolah Pelayaran mulai menampakkan hasil yang signifikan, hal ini bisa dilihat dari telah di keluarkannya surat pengakuan dari Kementerian Riset dan Teknologi Pendidkkan Tinggi atas 10 dosen dari Sekolah Pelayaran AMNI Stimart Semarang. Sementara 3 lagi sedang dalam proses administrasi.
Sejauh ini Ikatan Korps Perwira Pelayaran Niaga Indonesia (IKPPNI) sebagai organisasi profesi yang menjadi mitra Kemenristek Dikti, telah berhasil membantu peningkatan kesetaraan sekitar 50 dosen di Indonesia, baik sekolah pelayaran negeri ataupun swasta. Dan hal tersebut sangat membantu Sekolah Pelayaran dalam pemenuhan standar kualifikasi dosennya.
Seperti diketahui bahwa untuk dosen sekolah pelayaran, peningkatan kesetaraan pendidikan dapat dilakukan dengan program RPL (Rekognisi Pembelajaran Lampau) tipe B1 untuk sementara ini. Dimana dosen memperoleh pengakuan kesetaraan atas hasil belajar pendidikan formal, informal, nonformal, dan/atau pengalaman kerja yang dimilikinya terhadap CP (Capaian Pembelajaran) program studi, untuk menjadi dosen, instruktur atau tutor di perguruan tinggi dengan kualifikasi akademik sebagaimana dipersyaratkan oleh Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen.
Perlu dipahami untuk RPL tipe B1 ini, perguruan tinggi tidak mengeluarkan Ijazah. Institusi hanya mengusulkan calon dosennya untuk mendapatkan surat pengakuan kesetaraan kepada Menteri, dan ini hanya berlaku untuk institusinya. Dengan demikian surat pengakuan kesetaraan ini tidak otomatis berlaku bagi
institusi lain.
Kedepannya IKPPNI akan terus memberikan masukan kepada pemerintah tentang pentingnya negara memiliki sebuah Universitas Maritim, yang memiliki jalur pendidikan berbasiskan rumpun ilmu maritim. Disamping itu IKPPNI juga mendorong Perwira Pelayaran Niaga di Indonesia untuk mengambil RPL tipe A.
Sejauh ini Indonesia baru memiliki Sekolah Pelayaran, Sekolah Teknik Perkapalan, Sekolah Kepelabuhanan, dan Pendidikan Transportasi yang tersebar di beberapa institusi berbeda.
Dengan telah dimulainya usaha-usaha peningkatan pendidikan dari Organisasi Profesi Perwira Pelayaran Niaga, keberadaan Universitas Maritim akan lebih menjadi kepentingan negara ketimbang kepentingan kelompok. Bahwa negara yang maju adalah negara yang mempersiapkan SDM nya dengan baik, dalam hal maritim Indonesia boleh berkaca dari Korea Selatan yang telah menjadi negara yang sangat maju industri maritimnya.(jan)