Direktur Polisi Air (Dirpolair) Polda Papua, Kombes Pol Yulius Bambang Karyanto | Istimewa |
Direktur Polair Polda Papua, Komisaris Besar Polisi (Kombes Pol) Yulius Bambang Karyanto menuturkan, kerjasama ini merupakan tanggung jawab terhadap kelestarian lingkungan laut Papua, sehingga pihaknya menjalin kerjasama dengan Fakultas Keluatan Uncen melakukan penelitian terhadap kerusakan terumbu karang. Dari hasil investigasi awal kerusakan terumbu karang ini disebabkan adanya kegiatan bom ikan dari masyarakat nelayan sekitar Jayapura.
�Ada integritas terkait kerusakan terumbu karang di kawasan perairan Papua, sehingga kami dan uncen mencari strategi yang dilakukan bersama mengatasi kerusakan terumbu karang," ungkap Kombes Pol Bambang, seperti dilansir reportasenews.com, Kamis (14/12/2017).
Julius juga menambahkan, pihaknya juga telah me-launching Gerakan Cinta Bahari untuk melihat potensi kekayaan laut Indonesia sehingga diharapkan tetap terjaga potensi alamnya. �Potensi kerusakan terumbu karang itu ada di perairan Utara Papua, sedangkan pantai selatan Papua cenderung pada pasir dan lumpur, tetapi koral ada di pantai utara," tegasnya.
Ke depan, Dirpolair Polda Papua bersama mahasiswa Uncen akan melakukan sosialisasi terhadap penduduk yang ada dipesisir pantai Papua. �Potensi laut papua harus kita lestarikan karena potensi pencurian ikan sangat kecil di perairan utara laut dalam, tetapi di pantai selatan laut dangkal kemungkinan terjadi pencurian ikan," lanjutnya.
Kombes Pol Bambang menjelaskan, saat ini Ditpolair Polda Papua membutuhkan Kapal Patroli tipe A, B, dan C untuk melakukan pengasawan perairan Papua. Idealnya ketiga tipe harus dimiliki Polda Papua. �Tipe A memiliki jangkuan yang cukup jauh dengan kapal itu bisa dijangkau wilayah laut Papua," tuturnya.
Sementara itu, Pembantu Rektor (Purek) IV Uncen, Fredrik Sakoy mengatakan, pihaknya telah melakukan kerja sama dengan pihak Pol Air Polda Papua dalam pengembangan akademik Fakultas Perikanan dan Kelautan, Uncen untuk melakukan penelitian kelautan.
�Beberapa kegiatan Program Studi (Prodi) Perikanan dan Kelautan, laboratoriumnya adalah Laut. Sehingga, kami menggandeng Ditpolair Polda Papua untuk memberikan Fasilitas untuk mengembangkan teori dalam penelitian kawasan Prodi Perikanan dan Kelautan Uncen,� kata Fredrik.
Fredrik mengaku, sangat bersyukur Ditpolair dapat mendukung Fakultas Perikanan dan Kelautan untuk mengembangkan ilmu bidang akademik di lapangan (di laut), karena teori yang mereka terima dikampus bisa dilaksanakan di lapangan. Fakultas Perikanan dan Kelautan Uncen belum memiliki laboratorium bidang kelautan, sehingga dengan adanya fasilitas yang dimiliki Ditpolair Polda Papua bisa membantu mahasiswa melakukan riset laboratorium di laut.(*)